Mufid's Code blog

Porno

| Comments

Di Facebook sedang ramai membahas Hal-hal yang memiliki korelasi dengan dialog Bu Risma di Mata Najwa. Pembahasan lebih diarahkan pada salah satu kalimat di sana yaitu pelanggan PSK 60 tahun-an adalah anak SD-SMP.

Sayangnya, artikel tersebut cukup panjang. Jika Anda cukup malas untuk membacanya, Anda bisa menggunakkan text summarizer seperti TextTeaser. Atau, saya telah mengambil beberapa poin penting di artikel tersebut.

Sebelum Anda menuduh saya plagiat, saya tegaskan sekali lagi: Ini hanya kalimat-kalimat yang saya potong dari artikel asli mba pipichan, plus sedikit tambahan komentar dari saya.

Btw, penulis banyak menggunakan ayat-ayat Quran sebagai landasannya. Meski demikian, disebutkan juga hasil riset psikologi yang sejalan. Dengan demikian, saya pikir tulisan ini cocok untuk dibaca untuk semua kalangan.

Saya tidak memiliki masalah saat membaca beberapa paragraf awal:

.. anak PUTRA menjadi jauh lebih sexually active daripada anak putri. Oleh karenanya pertanyaan putra mengenai seks dan seksualitas sangat liar dan jumlahnya mencapai 138 pertanyaan berbeda dari 50 responden

Sedangkan pertanyaan putri masih sangat selugu usianya dan lebih banyak mengenai gkapan sih pacaran dibolehkan?h atau gmenstruasi itu apa?h

Bahkan kakak-kakak DIAR pernah nemu gambar : anak kecil pacaran, dikepala masing-masing ada baloon, baloon di kepala cewe gambarnya elove-hatif, tau ga baloon di kepala cowo gambarnya apa? gambar elove-hatif juga, tapi..

Jadi bilang sama adek-adek perempuan kita tersayang, ghoney, jangan mau deh ditipu-tipu ama kata pacaranh

Ibu Risma bercerita, anak-anak yang menjadi pelanggan PSK adalah juga anak-anak yang telah terpapar lingkungan lokalisasi. Artinya, stimulasi anak-anak itu terhadap aktifitas seksual sudah tidak dapat difilter. Mereka sangat sexually active. Bayangkan, dalam kondisi demikian, sedangkan teman sebaya mereka (anak putri) masih belum kepikiran yang begitu-begituan, mau lari kemana anak-anak putra kita tersebut? Ya! Lokalisasi jawabannya.

Tetapi, jadi luar biasa mindblown ketika masuk di paragraf berikut. Saya tidak bisa lagi men-skip paragraf demi paragraf tersebut.

Kita mundur ke belakang sedikit, mengenai paparan anak terhadap aktifitas seksual. Hey kalian para wanita yang kelak akan memiliki anak laki-laki, atau kalian yang punya adik laki-laki, dan kalian para lelaki yang akan menjadi penanggung jawab anggota keluarga kalian, berhati-hatilah.. jagalah mereka. Kenapa? Paparan itu halus. Kasus dari ibu Risma adalah paparan ekstrim. Tapi taukah bahwa paparan itu juga bisa sedikit-sedikit disisipi dari hal yang sama sekali tidak kita anggap eketerlaluanf?

Iklan handuk, iklan pakaian dalam, iklan sabun, iklan parfum, ah iklan apapun yang menunjukkan keindahan tubuh wanita, itu adalah tombol ON untuk memasukkan konten ekotorf selanjutnya secara bertahap dan bertingkat. Pelaku industri pornografi tau betul hal ini. Riset mereka jauh lebih canggih dari yang kita bayangkan. Randy Hyde, seorang psikolog terapis pornografi sekaligus kolega pakar neurosains Donald Hilton mengatakan bahwa sekali tombol ON itu nyala, kita ga bisa matiin lagi. Kita cuma bisa ngerem dengan susah payah. Konten ekotorf itu masuk secara bertahap dan samar sekali. Bermula dari legal content seperti iklan, majalah remaja yang menampilkan pakaian kurang bahan, apapun lah yang diijinkan pemerintah kita, yang kita sendiri pun menganggap hal itu lumrah. Kemudian meningkat menjadi soft porn seperti majalah pria dewasa. Kemudian meningkat lagi ke komik dan film hollywood yang punya adegan lalalalanya. Kemudian meningkat lagi ke games tembak-tembakan yang kalo menang dapet hadiah cewe yang boleh diapa-apain (ini yang mengakibatkan munculnya istilah ecabe-cabeanf, ajib yaa.. bermula dari games!). Dan selanjutnya ke atas sampe muncullah berita-berita kasus perkosaan dan pembunuhan.

Apa yang terjadi pada anak yang terpapar? Kalo yang diliat masih iklan pakean renang sih paling pertama kali responnya kaget, jijik, malu sendiri. Nah, sebelum saya jelasin eskalasinya, saya mau jelasin isi kepala kita dulu ya : OTAK.

Jadi ya temen-temen, Jordan Grafman, PhD, peneliti Neuroscience dari University of Wisconsin-Madison bilang, pada otak manusia, ada bagian yang didesain khusus oleh Tuhan untuk membedakan manusia dari spesies lain, sebagai spesies paling sempurna, yaitu memiliki kemampuan untuk memilih dan memiliki adab atau nilai-nilai fitrah (kebenaran). Artinya apa? ANAK ITU DILAHIRKAN GA POLOS, TAPI UDAH DI INSTALL NILAI-NILAI KEBAIKAN OLEH PENCIPTANYA.

(gambar) Kabar buruknya, bagian itu matengnya baru di usia 25 tahun. Gue mendadak inget kalimatnya Uncle Ben di Spiderman 1 pas nyindir Peter yang bandel di usianya yang 25, gPeter, these are the years when a man changes into the man hefs going to be for the rest of his life. Just be careful who you change into.h. (OOT, pelem luar negri emang kuat banget risetnya yak). OLEH KARENA ITU JUGA, wahai orang dewasa, sabar sama anak-anak.. otaknya belum bersambungan.. berhenti marahin anak-anak dan berlaku kasar terhadap mereka, anaknya salah ya orangtuanya yang kudu bener ngasuhnya. Nah, kabar baiknya, kalo pola pengasuhan keluarganya baik, itu direktur bisa mateng lebih cepet.

Paparan pornografi dan nilai-nilai buruk bisa membunuh direktur sangat perlahan. Ini bukan saya yang bilang yaa.. itu yang bilang Dr. Donald Hilton Jr, Psikoterapis dan Ahli Neurosurgical dari University of Texas. Beliau sahabat Ibu Elly dan pernah diundang Buah Hati buat ngadain seminar bareng Kemenkes buat ngejelasin bahwa kerusakan otak orang yang adiksi pornografi itu kalo dilihat di MRI sama persis dengan kerusakan otak orang yang kecelakaan naik mobil ferrari dengan kecepatan sangat tinggi. Kalo narkoba ngerusak otak di 3 bagian, obesitas ngerusak otak di 2 bagian, pornografi ngerusak otak di LIMA bagian.

… selanjutnya, saya membaca setiap paragraf di sana.

summary ini saya tutup dengan paragraf yang mind blow:

Yang menyedihkan, matinya sang Direktur ini bahkan bisa membuat anak kehilangan atau kebingungan orientasi seksualnya. Maka muncul generasi LGBT. Lesbian. Gay. Biseksual. Transgender (kecuali yang sindrom Klinefelter). Cek lah, kalo disuruh cerita, udah bisa dipastiin perasaan gpenyimpangan seksualh ini mulai dirasa anak sejak kecil walau ga jelas umurnya.

Comments