Mufid's Code blog

FR: Sebuah Prediksi Cuaca yang Tidak Berlaku untuk Pulau Harapan

| Comments

Jadi, kantor saya yang sekarang mengadakan acara jalan-jalan ke Pulau Harapan. Kali ini agak berbeda dengan FR saya sebelumnya, saya tidak akan menulis tentang harga sama sekali karena semua akomodasi dibayarkan oleh kantor.

Catatan: FR ini akan diperbarui lagi ketika foto sudah diunggah dan jika saya tidak malas.

Piknik Peentar

H1 di atas buat SEO aja. Abaikan. Karena kita cinta organik <3 LOL

Preflight dan Hari ke-1

Sebelum berangkat, rekan saya menakut-nakuti dengan berita ini:

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang di sejumlah provinsi di Indonesia mulai Sabtu (3/12/2016) hingga Kamis (8/12/2016).

Astaga. Kalau begini caranya, saya membayangkan

  • ombak yang besar,
  • angin yang tidak bersahabat, serta
  • hujan yang tiada henti.

sehingga saya pastikan saya membawa Drybag serta membuat proteksi ganda dengan raincover untuk daypack saya. Andai terjadi hujan yang luar biasa, saya tidak perlu takut pakaian saya basah.

Kami berangkat pada tanggal 6 Desember dengan taksi ke muara angke (yup, dibayarkan oleh kantor, tentu saja). Meski demikian, awalnya kami berpikir untuk Uber atau Grab saja, akan tetapi kami gagal menemukan driver pada laman matchmaking aplikasi. Pernah sih pencarian driver berhasil, tetapi kemudian dibatalkan oleh driver yang bersangkutan. Huft.

Kami berangkat sekitar pukul 03.30 dini hari dan sampai pukul 04.30. Kami shalat subuh kemudian bersantai sejenak hingga pukul 06.00. Salah satu cerita kami saat bersantai kemarin adalah supirnya yang “Light on Fire”. Ngebut banget! katanya. Akan tetapi, menurut saya, itu masih “normal”. Dulu saya naik bis malam lebih sadis lagi.

Kami nge-tag tempat pukul 06.00 dan kapal baru benar-benar berangkat sekitar pukul 07.30. Tidak seperti biasanya; karena ada yang mengatakan cuaca akan sedikit kacau, saya tidak membawa buku —– khawatir membawa buku malah akan merusak buku kesayangan saya. Saya mendengarkan radio FM saja dan mendengarkan musik, sembari menulis cerita pendek dan puisi singkat.

Tips di kapal:

  • Kapalnya cukup besar, double decker, agak berbeda dengan kapal yang saya naiki enam tahun yang lalu untuk ke Pulau Tidung. Deck pertama adalah deck dengan kursi. Deck kedua adalah deck tanpa kursi. Jika Anda suka selonjoran, deck kedua cocok untuk Anda.
  • Apapun deck yang Anda pilih, pertimbangkan untuk menjauhi mesin. Mesin sangat berisik.
  • Deck pertama lumayan dingin karena tidak terkena sinar matahari langsung
  • Deck teratas juga sebenarnya dingin karena banyak angin, tetapi Anda juga sekaligus akan terkena sinar matahari yang langsung. Mungkin Anda akan mempertimbangkan untuk menggunakan sunblock.
  • Pertimbangkan untuk membawa jaket wind blocker untuk melawan angin yang sangat kuat.

Kami sampai persis pukul 10.30. Kami segera melakukan unpack dan bersiap untuk shalat, makan siang, dan melaksanakan CSR dari Peentar. CSR selesai pukul 13.30 dan kami mendapatkan informasi yang cukup banyak dari penduduk setempat. Sayang sekali saat blog ini ditulis, informasi yang cukup banyak tersebut ada di rekan Saya. Saya akan perbarui kembali blog ini dengan informasi yang kami dapat jika saya tidak malas saya sudah bertemu lagi dengan rekan saya.

Setelah selesai, pukul 14.00 kami berangkat ke Pulau Bakwan Perak. Perjalanan ke pulau perak memakan waktu kurang lebih satu jam. Kami sampai sekitar mendekati pukul 15.00; saya lupa persisnya jam berapa. Di pulau perak saya shalat dulu untuk kemudian menuliskan laporan CSR di sana. Kami pergi lagi dari pulau perak pukul….. hmmm… Saya lupa. Yang pasti kami sampai lagi di pulau harapan pukul… hmmmmm… saya juga lupa : /. Yang pasti kami jam 19.00 sudah siap untuk santap malam.

Tips khusus untuk muslim yang berniat berjalan-jalan ke pantai:

  • Salah satu syarat untuk shalat adalah suci dari najis dan kotor belum tentu najis. Jadi, pertimbangkan membawa semacam tikar yang dibungkus drybag saat pergi ke pulau yang tidak ada musholanya.
  • Anda boleh berwudhu dengan air laut.

Hari diakhiri dengan presentasi hasil CSR kami dan acara BBQ ikan dan jagung. Saya tidur pukul 10.00 karena mengantuk sekali.

Hari ke-2

Saya bangun berkali-kali di malam hari, tetapi tidur saya dengan mimpi — menandakan saya dapat REM dan berarti tidur saya nyenyak. Saya benar-benar bangun pukul….. hmmm… lupa lagi : / Yang pasti saat bangun saya mencoba untuk melihat langit dulu, dan ternyata langitnya berawan karena tadinya saya meniatkan untuk stargazing.

Kami santap pagi pada pukul 06.30. Setelah itu saya mengosongkan drybag saya untuk mengamankan barang-barang yang akan di bawa di tengah snorkeling seperti ponsel dan dompet. Saya memang bisa berenang — meski tidak terlalu mahir. Akan tetapi, entah mengapa, saya selalu takut melihat laut yang sesungguhnya. Sekitar pukul 10.00, kapal berhenti untuk snorkeling sesi pertama. Saya mencoba turun perlahan dari kapal dengan menggunakan tangga. Ketakutan saya menghilang ketika benar-benar bisa mengambang di air menggunakan pelampung. Saya menikmati terumbu karang yang indah di sana. Saya tidak ingat persis sampai berapa lama snorkeling ini berlangsung. Yang pasti kami sekitar pukul 12 sudah tiba di pulau bakwan perak lagi. Kali ini, saya bersama beberapa rekan saya, Wisnu dan Ulil, mencoba mengitari pulau perak. Di dalamnya, ada hutan. Ketika hutan itu kita lalui, kita melihat pantai yang sepertinya tidak tersentuh. Sangat bersih. Meski demikian, kami yakin kami bukanlah yang pertama yang menemukan pantai tersebut karena kami melihat ada dua jejak kaki di sana.

Yang saya ingat ketika mengitari pulau? Tentu saja, Crysis!

Snorkeling kedua dimulai sekitar pukul 13.30. Saya tidak ingat persis, tetapi pada snorkeling kali ini saya mencoba untuk melepas pelampung dan mencoba ke dasar laut. Berhasil! Saya benar-benar bersyukur kala itu karena berhasil membunuh rasa takut saya.

Kami sampai kembali di Pulau Harapan sekitar pukul 17.45. Kami mandi, santap malam, kemudian memantau menikmati performance nginx dengan Grafana . Saya kembali ke kamar duluan pada pukul 21.30 karena mengantuk.

Hari ke-3

Seperti hari sebelumnya, kami santap pagi pukul 06.30. Akan tetapi, kali ini, kami coba berjalan untuk menyusuri dan melihat-lihat pulau kelapa. Kami berangkat pukul 05.30 bersama rekan saya, Hanif, Aji, dan Adhelia. Di sana kami melewati “jembatan”. Jangna bayangkan jembatan di sini sama dengan jembatan yang ada di pulau Tidung. Jembatan ini cukup modern karena terbuat dari concrete. Kemudian, terlihat jembatan tertanam di dasar yang tidak terlalu dalam (berbeda sekali dengan jembatan di pulau Tidung). Kami hanya sampai pinggir pulau kelapa karena beberapa dari rekan saya belum melakukan packing. Kami pulang dan santap pagi. Kami tiba di port sekitar pukul 08.00, berangkat, dan sampai kembali di Muara Karang pukul 11.30. Melihat Google Maps Traffic, ada beberapa bagian yang merah. Saya bersama beberapa rekan memutuskan untuk menggunakan kereta saja — meski jika menggunakan Uber akan dibayarkan oleh kantor juga.

Tips: Di siang hari, di port ada feeder busway. Sebagaimana feeder pada umumnya, Anda cukup membayar Rp3.500 saja, dan Anda bisa pergi ke koridor manapun (dengan transit, tentunya) tanpa membayar tambahan uang sama sekali.

Pasca Liburan

Seperti biasa, saya kembali bermain kapal-kapalan. Skill saya yang memang tumpul tampaknya perlu diasah lagi.

Di luar itu, saya masih terasa pusing karena bergoyang-goyang di laut. Saya ingat, beberapa kali saya melewati laut, memang rasa goyang-goyangnya membekas hingga beberapa jam. Akan tetapi, tidak perlu khawatir berlebihan. Terkadang, memang ada masalah yang hanya waktu yang bisa menjawab. Tidak perlu melakukan apapun, cukup istirahat dan bermain kapal-kapalan saja, mudah-mudahan rasa goyang-goyang ini segera hilang.

Eh, ada satu lagi!

Peentar lagi hiring sekarang. Kita menggunakan Rails di frontend dan Java di backend. Langsung saja lihat Joel Test nya Peentar di Peentar Career.

Comments