layout: post title: “Terlalu Panjang” date: 2012-11-09 05:41 comments: true categories:

lang: id

Beautiful view, first step from Sembalun Lawang trekking mount Rinjani 3726 meter Lombok island Indonesia

TL;DR: Trik ada di bagian bawah di bagian lengkap post ini

Melihat sesuatu yang terlalu panjang? Membosankan? Berapa banyak orang yang seperti saya? Melihat sesuatu yang terlalu panjang, tidak substansial dan tidak esensial, langsung buang dan tidak membacanya?

Tentu tidak masalah bagi mereka yang senang membaca. Mengacu pada solusi mengatasi masalah “Grass Root vs. Top Down”:

  1. Coba selesaikan dari bawah. Bangun kemauan mereka untuk bangkit, untuk belajar, untuk membaca, lebih dari apapun. Sehingga mereka akan sangat termotivasi untuk membaca apapun
  2. Coba selesaikan dari atas. Berhubung dari atas, kita menyelesaikan masalahnya adalah dengan kemauan eksternal. Mungkin motivasi mereka untuk membaca tetap rendah, tetapi setidaknya kita mempunyai cara yang lebih baik agar mereka mau membaca tulisan kita yang “berbobot” (baca: agak lebih panjang)

Tentu sejatinya kita menyerang yang pertama. Tetapi alih-alih, jika dalam beberapa kasus Anda tidak bisa menyelesaikan dengan cara yang pertama, menyelesaikan dengan cara yang kedua tidaklah salah.

Sehingga, marilah kita berpikir bagaimana cara terbaik untuk membuat orang-orang mau membaca artikel kita yang cukup panjang?

Blogazine Paddy menjelaskan hal yang lebih bermakna untuk mengatasi konten yang terlalu panjang ini.

Membangun Kemauan Scroll

Aha, lantas bagaimana? Menurut Anda, apakah:

  1. Mengurangi jumlah kalimat dalam paragraf cukup efektif untuk mengurangi kesan “ah terlalu panjang, tidak jadi baca”?
  2. Bagaimana dengan membuat ritme di tulisan? Tidak teks melulu. Ada gambarnya. Ritme boleh banget digabungkan dengan bullets, point, dan multiple heading?
  3. Bagaimana dengan menghapus kalimat yang tidak informatif? Mungkin relevan, tetapi tidak substansial untuk dibahas?
  4. Bagaimana … bagaimana .. bagaimana .. ?

Anda punya ide?