Jadi ceritanya dalam beberapa waktu terakhir saya sedang melakukan internship. Kemudian saya pergi ke Jakarta setiap hari. Hampir semua jalur darat telah saya capai. Berikut reviewnya.
Angkot
Angkot adalah angkutan yang cukup mahal, tidak terlalu cepat, tetapi nyaman. Anda bisa duduk sepanjang perjalanan. Pengecualian untuk angkot pada jalur yang lebih tenang: Anda bisa saja gelayutan di angkot, tetapi itu pengecualian dan sangat jarang terjadi di angkot Jakarta.
Bis Kecil
Misalnya Kopaja atau Metromini. Bis ini rawan copet dan rampok. Hati-hati ketika turun. Kalau bisa, jangan main hape ketika perjalanan. Jangan juga menampakkan barang-barang berharga.
Bis Panjang
Ada dua jenis bis:
- Bis patas (AC), seperti Mayasari
- Bis non-patas (non-AC), seperti PPD
Jika Anda berpikir di bis patas tidak ada yang merokok, Anda salah besar.
Ojek
Ojek mahal. Akan tetapi, sangat cepat. Btw, saya seringkali memejamkan kata ketika naik ojek karena cara menyalipnya sangat menyeramkan.
Taksi
Kalau jalan berempat, naik taksi aja. Jatuhnya bisa lebih murah. Dan lebih nyaman juga. Sebagai gambaran, dari Cawang ke Senopati hanya 40rb. Kalau jalan berempat ya kira-kira 10rb per orang. Biaya yang serupa dengan Anda naik Busway (plus ojek ke tempat tujuan).
Bajaj
Bisa naik berdua. Solusi yang cepat kalau tidak ada taksi (dan tidak mau naik ojek). Di siang hari, dibandingkan dengan ojek, ini bisa jadi pilihan karena setidaknya ada atapnya.
Busway
Pilihan yang sebaiknya Anda hindarkan karena bisa datang 20-60 menit sekali. Lebih baik naik yang lain. Meski demikian, di malam hari relatif lebih aman karena di haltenya ada yang menjaga.
KRL
Ini pilihan yang sangat reliabel di antara semua yang tidak dapat diandalkan.
Beberapa tips:
Coba ke gerbong ujung. Cenderung kosong. Kalaupun lagi jam sibuk, paksa saja masuk ke dalam gerbong. Berusahalah masuk ke tengah gerbong, ke depan tempat duduk. Jauhi pintu dan jalan keluar. Di sana cenderung kosong. Kalau mau tidak tergencet, ke pintu yang selalu ditutup.